TUGAS KEPUSKIM 4 Pengindeksan Jurnal dan Hal-hal yang Terkait dengan Kualitas dan Kuantitas Suatu Jurnal

Nama              : Amos Tigor
Kelas               : KB 2016
NIM                : 16030234014
Pengindeksan Jurnal dan Hal-hal yang Terkait dengan Kualitas Suatu Jurnal
Indeks adalah suatu sarana bagi semua orang yang berfungsi sebagai patokan untuk menemukan sesuatu hal. Biasanya berupa istilah-istilah atau kata-kata yang kurang diketahui secara umum. Jurnal biasanya merupakan suatu ringkasan hasil penelitian dari penelitian yang sudah ada maupun penelitian yang sedang atau sudah dilakukan. Jadi indeks jurnal adalah suatu patokan yang dibuat guna memudahkan kita dalam mencari jurnal.
1.      Pengertian DOI
DOI adalah sebuah susunan alfa-numerik unik yang ditetapkan oleh sebuah lembaga (The International DOI Foundation) yang berfungsi untuk mengidentifikasi konten dan menyediakan tautan yang bersifat tetap di internet. Publisher menetapkan sebuah DOI ketika artikel dipublikasikan dan dibuat secara elektronik. Salah satu konten yang mempunyai DOI adalah jurnal international. Salah satu cara menandai sebuah jurnal yang dikelola secara serius dan profesional adalah ketika jurnal tersebut meregistrasikan setiap artikel yang diterbitnya agar memiliki DOI, sebagai kode identitas yang unik. Dengan memiliki DOI, setiap artikel akan terhubung ke seluruh dunia sehingga ada link of citation. Semua publisher besar seperti IEEE, Springer Link, Elsevier Groups, Taylor & Frances, dan Jhon Wiley & Sons adalah member CrossRef untuk registrasi DOI.
Semua angka-angka DOI dimulai dengan 10 yang terdiri dari prefiks dan sufiks yang dipisahkan oleh tanda / (garis miring).  Prefiks adalah sekumpulan angka unik yang terdiri dari 4 (empat) dijit atau lebih sebagai identifikasi organisasi. Sedangkan sufiks ditetapkan oleh publisher dan dirancang untuk menjadi fleksibel dengan publisher identification standars. DOI umumnya terletak dihalaman awal artikel elektronik jurnal, dekat dengan pernyataan copyright. DOI juga dapat ditemukan pada halaman arahan untuk artikel.
Sistem DOI menerapkan Handle System dan indecs Framework, dan dirancang untuk bekerja pada internet yang memungkinkan pembaca dapat memperoleh alamat URL baru untuk mengakses sebuah dokumen meskipun URL jurnal sudah berubah. Dengan Handle System yang merupakan komponen arsitektur obyek digital maka memungkinkan pengelolaan informasi digital meliputi identifikasi, pengaksesan dan proteksi sesuai kebutuhan. Dan dengan indecs Framework akan tersedia analisis kebutuhan metadata untuk e-commerce dari konten (kekayaan intelektual) pada lingkungan jaringan, utamanya pada interoperabilitas semantik. Ini akan menghasilkan mekanisme generik untuk menangani metadata yang kompleks untuk semua jenis konten. (ts).
Contoh DOI    :
2.      ISBN dan ISSN
ISBN adalah singkatan dari International Standard Book Number atau Sistem Nomor Buku Standar Internasional. ISBN diperuntukkan bagi buku-buku yang dapat diterapkan pada setiap  bahan yang dikeluarkan oleh suatu penerbit atau yang dikumpulkan oleh perpustakaan. Tujuannya adalah untuk mengkoordinasikan dan menstandardisasikan pemakaian nomor-nomor  buku secara internasional. Sehingga suatu ISBN menunjukkan satu judul atau satu edisi dari satu  penerbit tertentu.
Setiap ISBN terdiri atas sepuluh angka / bilangan, yang terbagi dalam empat kelompok, misalnya : ISBN 0 553 13030 7
·         0 = pengenal kelompok
·         553 = prefiks / pengenal penerbit
·         13030 = nomor judul
·         7 = angka pengecek
·         Kelompok pengenal : kelompok angka yang membedakan kelompok-kelompok penerbit secara nasional, geografis, bahasa atau batas-batas partinen lainnya.
·         Prefiks / pengenal penerbit : kelompok angka yang menyatakan penerbit suatu buku tertentu.
·         Pengenal judul : angka yang membedakan judul tertentu oleh penerbit tertentu dari judul-judul lainnya, yang biasanya ditentukan oleh penerbit sendiri.
·         Angka pengecek : angka tunggal yang merupakan pengecek terhadap betul tidaknya suatu ISBN. Jadi ISBN juga dapat dikatakan sebagai nomor pengenal khusus yang dapat dipakai secara internasional bagi pelayanan  bibliografis dengan tape magnetis dan juga dalam pertukaran data.
Contoh ISBN Pada katalog buku        :
            Sedangkan ISSN adalah singkatan dari International Standard Serial Number atau Standar Internasional Nomor Majalah. ISSN (International Standard of Serial  Number) merupakan nomor pengenal yang diberikan kepada terbitan berkala. Yang termasuk dalam terbitan berkala adalah majalah, surat kabar, newsletter (warta), buku tahunan, laporan tahunan, maupun prosiding. Deretan 8 angka tersebut merupakan nomor pengenal dari majalah tersebut,. Manfaat dari nomor ISSN ini adalah memudahkan pelaksanaan administrasi seperti pemesanan sebuah majalah akan cukup dengan menyebutkan nomor ISSN-nya. Nomor ISSN ini akan menghilangkan keragu-raguan karena ternyata banyak majalah yang sama atau hampir sama judul / namanya. Jadi, setiap majalah mempunyai ISSN-nya sendiri, yang tidak akan dipakai oleh majalah lain. Bila majalah berganti judul, maka majalah itu juga akan memperoleh nomor ISSN baru. Ini diberikan kepada semua jenis majalah, termasuk penerbitan berseri.
ISSN diberikan oleh ISDS (International Serial Data System) yang berkedudukan di Paris, Perancis. ISDS mendelegasikan pemberian ISSN baik secara regional maupun nasional. Pusat regional untuk Asia berkedudukan di Thai National Library, Bangkok-Thailand. Untuk Indonesia, yang ditugaskan memantau terbitan berkala yang dipublikasikan dan memberikan ISSN adalah PDII-LIPI Jakarta.
Beberapa hal yang berkaitan dengan pembuatan atau pendaftaran ISBN        :
  •          Formulir pendaftaran ISBN dapat diperoleh di Perpustakaan Nasional.
  •          Biaya registrasi Rp. 5.000.
  •       Formulir yang telah diisi diserahkan kembali bersama dengan copy cover, halaman copyright dan  beberapa contoh halaman dalam buku.
  •          Minimal pengurusan 5 judul buku.
  •         Ada dua jenis nomor kode ISBN :

           Kode biasa harganya               Rp. 25.000
           Yang memiliki  barcode          Rp. 60.000
Beberapa hal yang berkaitan dengan pembuatan atau pendaftaran ISSN        :
  •          Membuat surat permohonan.
  •          Mengirim (dua) eksemplar terbitan terakhir apabila sudah diterbitkan dan (tiga) lembar fotokopi halaman muka (sampul depan) majalah yang akan terbit lengkap dengan penulisan volume, nomor, dan tahun terbit dalam angka Arab.
  •          Satu lembar fotokopi daftar isi yang akan terbit.
  •          Satu lembar fotokopi daftar dewan redaksi.
  •          Mengisi formulir bibliografi majalah dan formulir evaluasi yang disediakan PDII, kemudian dikirim kembali melalui email.
  •          Membayar biaya administrasi sebesar Rp. 200.000.

3.      Pengindeks Jurnal
Pengindeks jurnal adalah sebuah sarana untuk mengindeks atau menyusun setiap jurnal yang di terbitkan oleh peneliti. Untuk pengindeks jurnal ada beberapa kriteria yang perlu dipenuhi oleh sebuah jurnal agar bisa diindeks oleh pengindeks jurnal tersebut. Salah satu pengindeks jurnal yang terkenal adalah DOAJ (The Directory of Open Access Journal) dan SCOPUS. Pengindeksan bertujuan untuk berguna untuk  orang-orang yang melakukan pencarian luas untuk konten penelitian yang dicari. Pengindeksan juga berguna mempermudah pencarian literatur atau jurnal atau karya yang sesuai dengan kategorinya masing-masing.
4.      Citescore
CiteScore adalah satu bentuk metrik yang mengukur prestasi dan impak jurnal yang diindeks di dalam Scopus. CiteScore adalah jawapan Scopus kepada Impact Factor, metrik terkemuka oleh pangkalan data pesaing, Web of Science (dahulunya dikenali sebagai ISI). Sama seperti Impact Factor, CiteScore mengambil kira nisbah sitasi tahun terkini berbanding jumlah makalah yang diterbitkan tiga tahun yang kebelakangan. Ada sedikit perbezaan dalam segi pengiraan citable documents. Cara menghitung Citescore adalah sebagai berikut :
CiteScore tahun tersebut = Jumlah sitasi untuk tahun tahun tersebut / (Jumlah makalah terbit pada tahun 3tahun sebelumnya)
Kelebihan CiteScore Metrics  :
·         Gratis
Siapapun dapat mengakses fungsi metrik serial-level pada Scopus dan bisa download data metrik CiteScore lengkap dari JournalMetrics.Scopus.com tanpa biaya.
·         Komperehensif    
CiteScore metrik dihitung menggunakan data Scopus untuk lebih dari 22.000 judul seri – jurnal peer-review, seri buku, prosiding konferensi dan jurnal lainnya – di 330 disiplin ilmu.
·         Transparan.
Menggunakan data Scopus, CiteScore metrik perhitungan yang sederhana dan mudah untuk direplikasi.
·         Terkini
CiteScore Tracker menunjukkan bagaimana CiteScore tahun berjalan dan setiap bulan terlihat datanya.
5.      Impact Factor
Impact factor  atau uang biasanya disingkat sebagai IF adalah salah satu cara untuk mengevaluasi kualitas jurnal yang dilakukan oleh ISI Journal Citation Reports (JCR). Impact factor merupakan salah satu dari tiga ukuran standar yang diciptakan oleh The Institute of Scientific Information (ISI) yang digunakan untuk mengukur cara sebuah jurnal menerima sitasi pada artikelnya dengan berlalunya waktu.
Indikator ini telah dipandang menjadi indikator utama untuk mengukur secara kuantitatif dan kualitas sebuah jurnal, paper risetnya,  peneliti yang menulis paper tersebut, dan bahkan institusi dimana mereka bekerja. Impact factor jurnal adalah ukuran seberapa sering rata-rata artikel pada sebuah jurnal telah disitasi pada tahun tertentu. Impact factor membantu kita mengevaluasi pentingnya jurnal relatif, khususnya ketika membandingkan dengan jurnal lain dalam bidang yang sama. Impact factor dihitung dengan membagi jumlah sitasi pada tahun sekarang pada artikel yang dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya dengan jumlah artikel total yang dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya.
6.      SCImago Journal Rank (SJR)
SCImago Journal Rank (SJR) adalah kelompok riset dari Consejo Superior de Investigaciones Científicas (CSIC), Universitas Granada, Extremadura, Carlos III (Madrid) dan Alcala de Henares, didedikasikan untuk analisis informasi, representasi dan pengambilan dengan teknik visualisasi. SJR dihitung dengan menggunakan database Scopus (Elsevier) dengan memperhatikan :
  • Journal coverage.
  • Relationship between primary (citable items) and total output per journal of the database.
  • Assignment criteria for types of documents.
  • Accuracy of the linkage between references and source records

7.      H-Indeks
H-Index atau Indeks-h merupakan sebuah tolok ukur bagi seorang ilmuwan baik itu dosen ataupun peneliti dalam mengembangkan hasil karya keilmuwannya. Karya keilmuwan seorang dosen dan peneliti antara lain berupa hasil penelitian yang dipublikasikan, hak patent atau HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan artikel-artikel yang diseminarkan dalam bentuk jurnal ilmiah, baik Seminar Nasional maupun Internasional.
H-index pertama kali diperkenalkan oleh seorang fisikawan dari Univarsitas di California, San Diego, bernama Jorge E Hirsch pada tahun 1985 yang lalu ini dianggap sebagai cara yang paling efektif untuk menilai kinerja seorang ilmuwan pada saat ini. Namun perlu diketahui bahwa h-index ini masih terdapat kekurangan dalam validitasnya, seperti rentan terhadap manipulasi sitasi pribadi (self-citation).
Manfaat H-indeks adalah sebagai berikut :
Bagi seorang dosen atau peneliti, h-index merupakan suatu hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan h-index sangat mempengaruhi dana sponsor penelitian yang akan diperoleh untuk melakukan penelitian berikutnya. Sebagai misalnya pihak Menristekdikti sudah memberlakukan bagi dosen dan peneliti dapat diberi hak sebagai ketua di dua skim penelitian apabila sudah mendapatkan h-index Google Scholar minimal 2. Sedangkan bagi dosen dan peneliti yang belum mendapatkan h-index Google Scholar dengan skor 2 maka hanya diberikan hak untuk menjadi ketua di satu skim penelitian saja.



Komentar